Jumat, 03 Juni 2016

Verbatim Teknik Konseling REBT (Rational Emotive Behavior Therapy)


KONSELI
KONSELOR
TEKNIK
(Mengetuk pintu)…selamat pagi bu,
Selamat pagi, Oh iya.. silahkan duduk. (tersenyum lalu menunjukkan dan mempersilahkan konseli ke tempat duduk sambil bersalaman dengan konseli)

Salam/ pembukaan
Iya bu terima kasih
Iya sama-sama, kalau boleh ibu tahu nama kamu siapa?
Pertanyaan terbuka



Nama saya hilda bu….
Oh iya, nama ibu ester ipang, Hilda bisa panggil ibu ester. Oh iya hilda, bagaimana kabarnya hari ini

Puji TUHAN kabar baik bu…
Syukurlah kalau begitu, hilda datang kemari apa ada yang mau dibicarakan sama ibu?

Pertanyaan terbuka
Iya bu, jadi begini.  Saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam kehidupan saya ketika ibu saya pergi meninggalkan kami…
Mhmm, sebelumnya apakah hilda sudah pernah mengikuti konseling?

Sudah pernah bu, pas masih kelas I SMA
Kalau begitu berarti hilda sudah paham apa itu konseling ya!

Iya bu, paham sedikit bu…
Baiklah kalau begitu, ibu akan kembali mengingatkan sedikit apa itu konseling dan apa tujuan dilakukannya konseling. Jadi, konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor atau ahlinya untuk membantu kliennya. Tujuannya yaitu agar masalah yang klien hadapi atau yang hilda hadapi, kita bisa menemukan pemecahan masalahnya dengan baik.  Jadi dalam proses konseling ini,  agar dapat berjalan dengan baik ibu minta agar hilda terbuka dalam menceritakan masalah yang sebenarnya dialami saat ini…apakah hilda bisa paham?





Pemberian informasi
Iya bu, tapi saya takut nanti banyak  orang yang tahu tentang masalah saya ini
Iya ibu bisa mengerti, bahwa kamu tidak ingin masalah kamu diketahui oleh orang lain. Sangat penting Hilda ketahui bahwa dalam proses konseling ada yang namanya asas kerahasiaan. Asas inilah yang akan kita gunakan dalam proses konseling ini. Jadi hilda tidak perlu takut menceritakan masalah yang hilda alami karena ibu jamin tidak akan memberitahukannya kepada orang lain. Sudah tugas kami sebagai seorang konselor untuk  menjaga rahasia klien kami. Hilda percayakan saja sama ibu…



Keterbukaan
Iya bu…., baiklah
Tadi di awal perbincangan hilda mengatakan bahwa hilda merasa ada yang kurang setelah ibu hilda meninggal dunia. Apakah Hilda bisa jelaskan secara lebih rinci lagi?
Konfrontasi isi
Iya bu, jadi begini enam bulan yang lalu ibu saya meninggal dunia. Ibu saya meninggal saat mau menjemput saya ke sekolah bu. Waktu itu ibu saya mengendarai motor dan ditabrak oleh truk besar. Saya tidak nyangka ibu saya pergi begitu cepat bu. Saya merasa bahwa saya tak akan pernah menerima kenyataan ini. Saya sangat menyesal kenapa pada saat ibu mau menjemput saya, ternyata saat itulah kehidupannya berakhir…        ( matanya sambil berkaca-kaca)
Iya ibu, mengerti apa yang hilda rasakan saat ini…
Empati
Padahal saya sangat sayang kepada ibu saya bu…saya merasa bersalah banget.  Harusnya saya bisa pulang sendiri tanpa di jemput oleh ibu….
Mhm iya…iya ..ya (mengangguk-angguk). Berarti dengan kata lain Hilda merasa ini semua adalah kesalahan Hilda karena  sudah minta dijemput oleh sang ibu?



Acceptance
Clarification
Iya bu,saya merasa ini semua adalah kesalahan saya. Kadang juga Saya berpikir bahwa mungkin seharusnya saya mati untuk menebus kesalahan ini bu.
Coba kembali dipikir secara matang. apakah berpikir seperti itu sudah sesuai, sudah  bisa menyelesaikan masalah yang kamu hadapi ini..


Rejection
Entahlah bu…
Bagaimana dengan ayah dan keluarga hilda yang lain?
Lead
Ayah dan keluarga saya selalu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang saya pun belum bisa memaafkan diri saya sendiri.
Semua keluarga saya berusaha tegar dan menerima hal ini sebagai ujian. Mereka tidak membenci saya bu, saya bersyukur memiliki keluarga yang sabar seperti mereka.
: Nah, mari kita pikirkan bersama-sama Keluarga selalu menguatkan hilda. Tetapi Hilda ingin menebus kesalahan dengan ikut mati. Menurut Hilda itu cara yang paling tepat?

Gimana ya bu, saya selalu dikejar-kejar perasaan bersalah
: Jadi menurut Hilda, karena kematian ibu Hilda selalu merasa bersalah dan berpikir ingin ikut mati saja tanpa menghiraukan ayah dan keluargamu yang lain yang menyayangimu. Hal itu merupakan keputusan yang tepat. Begitu?



Paraprashing
Iya bu,saya rasa itu cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. Untuk apa saya hidup kalau ibu saya tidak ada. Hidup terasa hampa bu.
  Baiklah Hilda coba tenangkan pikiran kamu terlebih dahulu. Dengan ikut mati apakah masalah itu dirasa sudah selesai? Apa dengan kematian Hilda, orang tua juga tenang, begitu? Bukannnya dengan ikut mati dengan bunuh diri, berarti Hilda menambah permasalahan karena ayah dan keluarga harus kehilangan anak secantik Hilda?




Konfrontasi
Iya sih bu sepertinya saya malah menambah masalah dengan bunuh diri,tetapi saya tidak tahu dengan cara apa lagi agar bisa menyelesaikan masalah ini
Nah, berarti Hilda sekarang merasa bahwa ikut mati bukanlah solusi dari permasalahan ini bukan?

Ya,bu saya mengerti itu. Tapi saya masih belum bisa memaafkan diri saya atas meninggalnya ibu saya, saya masih merasa bersalah karena itu bu. Merasa akar masalah yang terjadi adalah karena saya.
: Hawinda, kalau ayah kamu saja bisa tegar dan menerima kenyataan bahwa istrinya yang dia saayangi sudah meninggal, mengapa dirimu tidak bisa sekuat mereka? Padahal kalian sama- sama menyayangi dia.

Iya bu, mungkin saya yang berpikir terlalu pendek
.iya hilda harus berpikir panjang ketika mengambil sebuah keputusan jangan sampai keputusan yang hilda ambil malah menambah beban atau kesedihan keluarga

Iya bu saya setelah saya memikirkan hal ini, sepertinya saya memang salah, selain itu di satu sisi yang lain saya merasa kasihan kepada bapak ayah dan keluarga saya yang lain jika saya mati, pasti mereka sangat terpukul dan malu karena anaknya bunuh diri.
Nah itu bagus sekali pemikiran seperti itu Hilda, ibu bangga kamu tidak hanya memikirkan dirimu sendiri, tetapi juga memikirkan orang tua . ibu tahu bagaimana perasaanmu, tetapi dunia mu tidak terhenti hanya karena kematian ibumu. Kalau kamu berusaha tegar dan merelakan ibu, pasti  dia tenang di alamnya.

Iya sih bu, tapi sungguh susah kalau di sekolah harus fokus ke pelajaran dan pikiran Hilda  ke arah kematian ibu terus bu. Seakan pengen mati saja bu.
Hilda, terus berdoa ya dan ikhlaskan kepergian sang ibu. Jangan berpikir pendek seperti itu. Kalau kamu harus mati, kepada siapa ayah kamu akan bercandaayah dan keluargamu pasti akan sangat sedih. Kamu tidak mau kan kalau ayah dan semua keluarga sedih?
Bapak kamu saja tidak menyalahkan kamu kok itu semua hanya perasaan mu saja yang terlalu sedih.


Teknik Simulation-Imitation
Iya bu, saya sadar semua ini. saya akan berusaha untuk menjadi lebih baik. Dan bahkan juga menghiilangkan niat saya…ternyata apa yang saya anggap benar itu adalah suatu  kesalahan besar. Saya tidak mau orang ayah saya merasa kehilangan yang kedua kalinya
 iya hilda, semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia. Sekarang coba bayangkan kalau Hilda tidak mempunyai bapak dan keluarga yang lainnya, kepada siapa Hilda akan mendapat perlindungan dan kasih sayang. Padahal di luar sana banyak yang yatim piatu Bukankah Hilda termasuk orang yang beruntung yang masih punya ayah yang sayang kepada Hawinda?

Benar juga ya bu. saya seharusnya bersyukur masih memiliki ayah dan keluarga yang sangat menyayangi saya.
Ibu senang sekali dan tidak menyangka bahwa Hilda bisa berfikir sebijaksana itu. Tingkatkan ya. Melihat dari raut wajah Hilda, sepertinya sudah lega ya dan sudah bersemangat kembali

Reinforcement
Reflection of Feeling
Ahh iya bu, senang rasanya.
Syukurlah kalau begitu, sudah ada perubahan…lain kali kalau hilda merasa masih ada yang mengganjal, silakan datang saja menemui ibu dirungan ini, ibu akan dengan senang hati membantu kamu hilda

Iya bu, terima kasih atas bantuannya, sangat bermanfaat bagi saya bu. Kalau begitu  saya mau pamit dulu bu, karena saya harus kembali ke kelas tidak lama mata pelajaran akan berganti bu
Iya hilda, sama-sama. Tetap semangat dalam belajar ya…(bersalaman sambil tersenyum)



Penutup  

0 komentar:

Posting Komentar