Perkembangan penanganan gaangguan mental berkembang mulai dari zaman kuno
(Yuhani) hingga zaman sekarang (modern). Terdapat perbedaan penanganan gangguan
abnormalitas jiwa, karena perbedaan paradigma berpikir manusia dari zaman ke
zaman.
1.
Demonology awal
. Demonology
ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani. Para pemuka agama pada masa
itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh
seseorang. Mereka menggunakan nyanyian mantra atau siksaan terhadap objek
tertentu, bisa binatang atau manusia. Metode tersebut dinamakan exorcism.
2.
Penjelasan
fisiologis awal terhadap gangguan mental pada masa Roma dan Yunani Kuno.
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak
Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic
dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa
Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk
hukuman. Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam
mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat
kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan
perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada
otaknya (otaknya terganggu).
Selain Hippocrates, ada juga dokter
dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan
psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Disamping itu, keduanya
mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para
penderita gangguan mental.
3.
Jaman
Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinyademonology
Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik
Yunani menandai dimulainya Jaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan
serta studi tentang perilaku abnormal. Setelah runtuhnya Roma dan Yunani,
peradaban manusia mengalami kemunduran. Pada Jaman Pertengahan dan
Renaissance (400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya
melalui dunia pendidikan dan misionaris agama menggantikan budaya klasik kala
itu. Termasuk dalam hal menangani penderita gangguan mental. Saat itu gangguan
mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural.
Para pastur menangani penderita gangguan mental dengan berdoa atau
menyentuhnya dengan menggunakan benda-benda yang dianggap keramat atau juga
memberinya ramuan yang harus diminum pada saat fase bulan mulai mengecil.
Sedangkan keluarga penderita percaya dan membawanya ke pastur karena takut dan
mempunyai takhyul bahwa penderita terkena pengaruh setan. Penderita
gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Mereka dianggap bersekutu dengan
setan dan menentang Tuhan.
Sampai akhir Jaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap
sebagai tukang sihir. Dalam pengakuannya beberapa dari mereka mengaku mempunyai
hubungan dengan setan, melakukan hubungan seksual dan sering berkumpul dengan
kelompok roh atau setan. Hal itu dalam pandangan abnormal diinterpretasi
mungkin para tukang sihir tersebut mengalami halusinasi atau delusi dan beberapa
dari mereka didiagnosis mempunyai gangguan psikosis.
4.
Pembangunan
Asylums selama Renaissance (Jaman Pencerahan)
Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai
dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari
kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums.Di
asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para
gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu aturan
hidup yang jelas.
5.
Gerakan
Reformasi : the insane as sick
Konsep baru tentang gangguan dan
penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari
proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi
politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang
sakit. Tokoh di Eropa kemudian ikut menyuarakan hal itu. Misalnya Chiarugi
di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatmentrumah sakit
yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori
oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826).
Pinel kemudian memulai pekerjaannya
dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre. Pinel merupakan figur
yang mempelopori gerakan treatment yang lebih humanis (manusiawi) terhadap
penderita gangguan mental. Ia membebaskan pasien di La Bicetre dari ikatan
rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan
tidak diperlakukan seperti seekor hewan sebagaimana dilakukan di La Bicetre.
A. Pengertian psikopatologi
Menurut Shafii psikopatologi istilah yang mengacu pada
baik studi tentang penyakit mental atau tekanan mental atau manifestasi
perilaku dan pengalaman yang mungkin menunjukkan penyakit mental atau gangguan
psikologis. Chaplin juga menyatakan psikopatologi (psychopathology) adalah
cabang psikologi yang berkepentingan untuk menyelidiki penyakit atau gangguan
mental dan gejala-gejala abnormal lainnya. Psikopatologi atau sakit mental
adalah sakit yang tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak
stabil. Istilah psikopatologi mengacu pada sebuah sindroma yang luas, yang
meliputi ketidaknormalan kondisi indra, kognisi, dan emosi.
Sedangkan Alexander Theron
mendefinisikan psikopatologi dengan penyakit jiwa atau gangguan jiwa (mental
disorder) dimana gangguan jiwa terdiri dari ketidakmampuan berfungsinya
seseorang sebegitu jauh sehingga ia tak dapat mencapai pemuasan yang cukup
memadai terhadap kebutuhan-kebutuhan jasmaniyah dan perasaannya bagi dirinya
sendiri dan sebegitu jauh ia tak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan tingkah
laku yang dituntut oleh masyarakat dimana ia hidup.
Jadi pengertian ini menunjukkan
bahwa manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakatnya tidak mampu
berfungsi baik dalam pemenuhan kebutuhan rohaniyah untuk kehidupan pribadinya
sendiri dan juga untuk kebutuhan lingkungannya. Ketidakmampuan inilah yang
menjadi sumber pokok dari apa yang disebut gangguan jiwanya.
B. Macam – macam psikopatologi
Penyakit syaraf tersebut disebut Psychosis
bilamana telah menjurus pada penyakit jiwa yang berat, sedangkan bila masih
dalam taraf yang ringan disebut Psyconeurosis atau Neorosis.
Yang tergolong psychosis (penyakit jiwa berat) diantaranya:
1.
Schizophrenia adalah penyakit jiwa yang diderita
oleh orang yang terpecah kepribadiannya. Orang yang menderita penyakit ini
seolah-olah mati jiwanya. tidak mampu menanggapi segala sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar dirinya terpisah dari dunia nyata. Hidup jiwanya kosong dari
norma-norma sosial dan kebudayaan. Menurut Kretchmer gejala schizophrenia
bisa juga terdapat pada orang normal meskipun gejalanya tampak samar dan
akantampak lebih jelas pada orang yang abnormal. Bagi orang normal gejala schizophrenia
disamakan dengan temprament schizothyme. Adapun tanda-tanda orang
bertemprament schizothyme tersebut ialah tidak suka bergaul; suka melamun dan
dirinya penuh rahasia; selalu merasa tidak puas dengan keadaan dirinya; keras
dan fanatik; selalu timbul perasaan konflik dengan keadaan sekitar dan
sebagainya. Misalnya: Hitler, Calvijn, Stalin, Mao Tche Tung, Benitto Mussolini
dan sebagainya. Arti kata schizothyme adalah jiwa yang terpecah.
2.
Manis-dipressif adalah orang yang jiwanya tidak
stabil, kadang-kadang aktif dan kadang-kadang pasif. (depressif: tertekan).
Bagi orang yang sehat disamakan dengan cyclothyme (jiwa yang utuh).Cyclothyme
menampakkan gejala antara lain, dapat bergaul dengan rapat, berwatak
gembira, terbuka hati kepada orang lain, mudah menyesuaikan diri dan suka
berterus terang, tidak suka menyimpan rahasia, banyak ilmu tapi tidak mendalam
dan sebagainya. Barangkali dapat disamakan dengan tipe orang yang extravert
menurut C.G. Jung. Contoh orang yang demikian adalah Martin Luther, para
organisator ulung, para realist dan sebagainya.
3.
Paranoid, yaitu penyakit jiwa yang menampakkan
gejalanya antara lain merasa bahwa semua yang berada di lingkungan sekitarnya
seolah-olah memusuhi dirinya.
Adapun macam-macam neurosis (penyakit jiwa ringan)
yang dapat diterangkan sebagai berikut:
1.
Psychasthenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana
gejala-gejalanya antara lain energinya lenyap meskipun kadang-kadang kekuatan
jasmaniyahnya besar. Bentuk penyakit ini muncul dalam berbagai macam, yakni:
a.
Phobia; yaitu takut berbuat sesuatu tanpa alasan,
misalnya: claustrophobia (takut ke kamar kecil), achlophobia
(takut berada di keramaian), acrophobia (takut di tempat tinggi).
b.
Tak dapat mengontrol diri, misalnya: pyromania (terus
menerus membakar sesuatu), dipsomania (terus menerus minum), obsessi
(terus menerus terpaku memikirkan sesuatu objek), abulia (tak mampu
melakukan pemilihan) dan sebagainya.
c.
Histeria, yaitu hilang tenaga dan semangat, misalnya: amnesia
(ingatan hilang), anaesthesia (hilang perasaan), algesia
(perasaan berlebih-lebihan), anorexia (lenyap nafsu makan), tremors (gemetaran),
tics (gerakan badaniyah yang otomatis tak dapat dikendalikan), dan
sebagainya.
2.
Neurasthenia, adalah penyakit syaraf yang
tergolong masih dalam stadium permulaan, sehingga masih mungkin disembuhkan
melalui counseling therapis. Jenis penyakit ini menampakkan gejala-gejala
antara lain tenaga berkurang dan menjelma dalam
bentuk gangguan jiwa yang disebut insomania (susah tidur),
kehilangan inisiatif, menjadi pemalas, mudah tersinggung perasaannya, merasa
lelah terus-menerus, tidak dapat mengkonsentrasikan daya pikirnya,
kecerdasannya makin mengurang, dan sebagainya.
Menurut Freud, sumber penyakit jiwa tersebut adalah
terletak pada dorongan nafsu atau motive libido (nafsu birahi) yang
ditekan ke bawah sadar.
C. Ciri-ciri psikopat
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat
berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang
antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat tak sama dengan gila
(skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas
perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya
seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar
1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi
karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di
penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar
di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah
melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang
psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar
fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya
sendiri. Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa,
dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya
adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona,
mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri
ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat
karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman
penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan
pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat dengan
sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu menjadi
jelek. Adapun ciri-ciri psikopat secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Sering berbohong,fasih dan dangkal. Psikopat sering
pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan
di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra,
dan lain-lain. Sering kali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan
bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya.
2.
Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3.
Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang
psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal
akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4.
Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku
di masa kecil.
5.
Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat dan sikap
antisosial di usia dewasa.
6.
Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan
memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
7.
Psikopat juga
teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut
dan sering keluar rumah.
8.
Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat
tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan
dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan
tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil,
mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang
orang hanya karena hal sepele.
9.
Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal
demi kesenangan belaka.
10. Manipulatif
dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya
mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang
secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat,
jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak
berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah
"dingin".
11. Hidup
sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan
dirinya.
12. Sering
pusing dan mual mual setiap 1 jam sekali akibat kebanyakan mengkonsumsi daging
mentah.
13. Mata sering
berkunang kunang ketika selesai mengeksekusi korbannya.
Orang yang mengidap Typonisme juga bisa
dikategorikan sebagai Psikopat
0 komentar:
Posting Komentar