Jumat, 03 Juni 2016

Sejarah Psikopatologi


Perkembangan penanganan gaangguan mental berkembang mulai dari zaman kuno (Yuhani) hingga zaman sekarang (modern). Terdapat perbedaan penanganan gangguan abnormalitas jiwa, karena perbedaan paradigma berpikir manusia dari zaman ke zaman.
1.      Demonology awal
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    . Demonology ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani. Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Mereka menggunakan nyanyian mantra atau siksaan terhadap objek tertentu, bisa binatang atau manusia. Metode tersebut dinamakan exorcism.
2.      Penjelasan fisiologis awal terhadap gangguan mental pada masa Roma dan Yunani Kuno.
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman. Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu). 
Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Disamping itu, keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.
3.      Jaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinyademonology
Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Jaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku abnormal. Setelah runtuhnya Roma dan Yunani, peradaban manusia mengalami kemunduran. Pada Jaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya melalui dunia pendidikan dan misionaris agama menggantikan budaya klasik kala itu. Termasuk dalam hal menangani penderita gangguan mental. Saat itu gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural. 
Para pastur menangani penderita gangguan mental dengan berdoa atau menyentuhnya dengan menggunakan benda-benda yang dianggap keramat atau juga memberinya ramuan yang harus diminum pada saat fase bulan mulai mengecil. Sedangkan keluarga penderita percaya dan membawanya ke pastur karena takut dan mempunyai takhyul bahwa penderita terkena pengaruh setan. Penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Mereka dianggap bersekutu dengan setan dan menentang Tuhan. 
Sampai akhir Jaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Dalam pengakuannya beberapa dari mereka mengaku mempunyai hubungan dengan setan, melakukan hubungan seksual dan sering berkumpul dengan kelompok roh atau setan. Hal itu dalam pandangan abnormal diinterpretasi mungkin para tukang sihir tersebut mengalami halusinasi atau delusi dan beberapa dari mereka didiagnosis mempunyai gangguan psikosis.
4.      Pembangunan Asylums selama Renaissance (Jaman Pencerahan) 
Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums.Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu aturan hidup yang jelas. 
5.      Gerakan Reformasi : the insane as sick 
Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit. Tokoh di Eropa kemudian ikut menyuarakan hal itu. Misalnya Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatmentrumah sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826). 
Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre. Pinel merupakan figur yang mempelopori gerakan treatment yang lebih humanis (manusiawi) terhadap penderita gangguan mental. Ia membebaskan pasien di La Bicetre dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan sebagaimana dilakukan di La Bicetre.
A.    Pengertian psikopatologi
Menurut Shafii psikopatologi istilah yang mengacu pada baik studi tentang penyakit mental atau tekanan mental atau manifestasi perilaku dan pengalaman yang mungkin menunjukkan penyakit mental atau gangguan psikologis. Chaplin juga menyatakan psikopatologi (psychopathology) adalah cabang psikologi yang berkepentingan untuk menyelidiki penyakit atau gangguan mental dan gejala-gejala abnormal lainnya. Psikopatologi atau sakit mental adalah sakit yang tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak stabil. Istilah psikopatologi mengacu pada sebuah sindroma yang luas, yang meliputi ketidaknormalan kondisi indra, kognisi, dan emosi.
Sedangkan Alexander Theron mendefinisikan psikopatologi dengan penyakit jiwa atau gangguan jiwa (mental disorder) dimana gangguan jiwa terdiri dari ketidakmampuan berfungsinya seseorang sebegitu jauh sehingga ia tak dapat mencapai pemuasan yang cukup memadai terhadap kebutuhan-kebutuhan jasmaniyah dan perasaannya bagi dirinya sendiri dan sebegitu jauh ia tak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan tingkah laku yang dituntut oleh masyarakat dimana ia hidup.
Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakatnya tidak mampu berfungsi baik dalam pemenuhan kebutuhan rohaniyah untuk kehidupan pribadinya sendiri dan juga untuk kebutuhan lingkungannya. Ketidakmampuan inilah yang menjadi sumber pokok dari apa yang disebut gangguan jiwanya.
B.     Macam – macam psikopatologi
Penyakit syaraf tersebut disebut Psychosis bilamana telah menjurus pada penyakit jiwa yang berat, sedangkan bila masih dalam taraf yang ringan disebut Psyconeurosis atau Neorosis.
Yang tergolong psychosis (penyakit jiwa berat) diantaranya:
1.      Schizophrenia adalah penyakit jiwa yang diderita oleh orang yang terpecah kepribadiannya. Orang yang menderita penyakit ini seolah-olah mati jiwanya. tidak mampu menanggapi segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar dirinya terpisah dari dunia nyata. Hidup jiwanya kosong dari norma-norma sosial dan kebudayaan. Menurut Kretchmer gejala schizophrenia bisa juga terdapat pada orang normal meskipun gejalanya tampak samar dan akantampak lebih jelas pada orang yang abnormal. Bagi orang normal gejala schizophrenia disamakan dengan temprament schizothyme. Adapun tanda-tanda orang bertemprament schizothyme tersebut ialah tidak suka bergaul; suka melamun dan dirinya penuh rahasia; selalu merasa tidak puas dengan keadaan dirinya; keras dan fanatik; selalu timbul perasaan konflik dengan keadaan sekitar dan sebagainya. Misalnya: Hitler, Calvijn, Stalin, Mao Tche Tung, Benitto Mussolini dan sebagainya. Arti kata schizothyme adalah jiwa yang terpecah.
2.      Manis-dipressif adalah orang yang jiwanya tidak stabil, kadang-kadang aktif dan kadang-kadang pasif. (depressif: tertekan). Bagi orang yang sehat disamakan dengan cyclothyme (jiwa yang utuh).Cyclothyme menampakkan gejala antara lain, dapat bergaul dengan rapat, berwatak gembira, terbuka hati kepada orang lain, mudah menyesuaikan diri dan suka berterus terang, tidak suka menyimpan rahasia, banyak ilmu tapi tidak mendalam dan sebagainya. Barangkali dapat disamakan dengan tipe orang yang extravert menurut C.G. Jung. Contoh orang yang demikian adalah Martin Luther, para organisator ulung, para realist dan sebagainya.
3.      Paranoid, yaitu penyakit jiwa yang menampakkan gejalanya antara lain merasa bahwa semua yang berada di lingkungan sekitarnya seolah-olah memusuhi dirinya.

Adapun macam-macam neurosis (penyakit jiwa ringan) yang dapat diterangkan sebagai berikut:
1.      Psychasthenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana gejala-gejalanya antara lain energinya lenyap meskipun kadang-kadang kekuatan jasmaniyahnya besar. Bentuk penyakit ini muncul dalam berbagai macam, yakni:
a.       Phobia; yaitu takut berbuat sesuatu tanpa alasan, misalnya: claustrophobia (takut ke kamar kecil), achlophobia (takut berada di keramaian), acrophobia (takut di tempat tinggi).
b.      Tak dapat mengontrol diri, misalnya: pyromania (terus menerus membakar sesuatu), dipsomania (terus menerus minum), obsessi (terus menerus terpaku memikirkan sesuatu objek), abulia (tak mampu melakukan pemilihan) dan sebagainya.
c.       Histeria, yaitu hilang tenaga dan semangat, misalnya: amnesia (ingatan hilang), anaesthesia (hilang perasaan), algesia (perasaan berlebih-lebihan), anorexia (lenyap nafsu makan), tremors (gemetaran), tics (gerakan badaniyah yang otomatis tak dapat dikendalikan), dan sebagainya.
2.      Neurasthenia, adalah penyakit syaraf yang tergolong masih dalam stadium permulaan, sehingga masih mungkin disembuhkan melalui counseling therapis. Jenis penyakit ini menampakkan gejala-gejala antara lain tenaga berkurang dan menjelma dalam  bentuk gangguan jiwa yang disebut insomania (susah tidur), kehilangan inisiatif, menjadi pemalas, mudah tersinggung perasaannya, merasa lelah terus-menerus, tidak dapat mengkonsentrasikan daya pikirnya, kecerdasannya makin mengurang, dan sebagainya.
Menurut Freud, sumber penyakit jiwa tersebut adalah terletak pada dorongan nafsu atau motive libido (nafsu birahi) yang ditekan ke bawah sadar.
C.    Ciri-ciri psikopat
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri. Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu menjadi jelek. Adapun ciri-ciri psikopat secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Sering berbohong,fasih dan dangkal. Psikopat sering pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Sering kali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya.
2.      Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3.      Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4.      Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
5.      Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat dan sikap antisosial di usia dewasa.
6.      Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
7.       Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
8.      Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
9.      Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10.  Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
11.  Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
12.  Sering pusing dan mual mual setiap 1 jam sekali akibat kebanyakan mengkonsumsi daging mentah.
13.  Mata sering berkunang kunang ketika selesai mengeksekusi korbannya.
Orang yang mengidap Typonisme juga bisa dikategorikan sebagai Psikopat

0 komentar:

Posting Komentar