Alih Peran ( Drama ) adalah istilah lain dari drama,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks
atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses
pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater
disebut proses teater atau disingkat berteater.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam
arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama
(kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan
orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater
adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya
wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
A.
Penerapan
Alih Peran ( Drama ) Disekolah
Penerapan Alih peran atau drama dalam dunia
pendidikan sangat baik bagi siswa sekolah dasar serta memperbaiki norma umum
masyarakat pada siswa dalam rangka memberikan terapi terhadap pola perilaku
mal-adaptif yang tampak pada siswa sekolah dasar. Perilaku mal-adaptif adalah
keadaan dimana siswa sekolah dasar kurang bisa menerapkan tugas-tugas
perkembangan yang seharusnya dilakukan. Dengan diterapkannya Alih peran atau
drama disekolah dasar bisa mengurangi kekerasan dan perkelahian yang sering
terjadi antara siswa sekolah dasar.
Pengajaran
drama diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu pengajaran teks drama yang
termasuk sastra dan pementasan drama yang termasuk teater. Dalam proses
bimbingan kedua proses tersebut dilakukan bertujuan siswa dapat menangkap makna
yang terdapat dari cerita atau peran yang dimainkan. Bermain peran adalah
pementasan drama yang sangat sederhana dengan peran yang diambil dari kehidupan
nyata sehari-hari.
B. Metode
Alih Peran ( Drama ) dalam Bimbingan
Bimbingan
adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan dari dalam kehidupannya agar individu dapat
mencapai kesejahteraan hidup (Bimo Walgito, 2004). Dalam proses bantuan kepada
individu tersebut terdapat serangkaian instrumen, media dan metode. Salah satu
metode yaitu alih peran (drama). Alih Peran ( Drama ) sebagai proses terapi
adalah bantuan dengan cara individu atau kelompok diberikan bentuk cerita
tertentu untuk diperankan. Harapannya individu dapat mengambil makna dan pesan
moral yang implisit maupun eksplisit dari cerita tersebut. Pendekatan ini
dipilih karena dianggap sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Pola-pola
hubungan stimulis-respon atau sebab-akibat dari suatu perbuatan akan secara
realistis dapat dilihat dan dirasakan. Siswa diharapkan mendapatkan pemahaman
dari terapi yang muaranya melakukan perubahan pada perilaku mal-adaptif yang
nampak.
C. Manfaat
Alih Peran ( Drama )
Manfaat
dari penerapan alih peran ( drama ) sangat tergantung penerapan dan kontribusi
dari lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Jika semua aspek tersebut
mendukung akan alih peran atau drama yang diterapkan disekolah dasar akan
berdampak positive bagi para siswa sekolah dasar tersebut untuk menghindari
perilaku mal-adaptif yang selama ini sering di jumpai disekolah – sekolah
dasar. Perilaku mal-adaptif tersebut sangat merugikan bagi siswa sekolah dasar
yang tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan, yang seharusnya tugas
perkembangan tersebut berkembang dengan baik.
Adapun contoh dari perilaku
mal-adaptif yang sering dijumpai disekolah dasar.:
1.
Mengucapkan kata-kata kasar dan kotor.
2. Menyakiti (memukul) teman lain
yang cenderung normatif terutama wanita
3. Membuat gaduh di kelas saat proses
pembelajaran.
4.
Mengambil barang orang lain.
5. Merusak fasilitas sekolah yang
ada.
0 komentar:
Posting Komentar